Tutupi kakimu,tutupi
tanganmu, tutup ini tutup itu
Semua ingin kau
sembunyikan. Kulit kering, kulit kusam saatnya berubah
Tahu gak guys lagu itu??, hayoo yg gak tahu kolot tuh
(hehehe just kid). Lirik lagu itu adalah lirik lagu salah satu iklan kosmetik
kalau gak salah sih hand body, atau sabun atau apapun itu sorry pemirsa aku
lupa. Yang jelas lagu itu bercerita tentang wanita-wanita yang menutupi
kulitnya karena bermasalah, entah itu kering, kusam, keriput atau bahkan korengan
intinya dengan memekai produk tersebut segala macam keluhan wanita tentang
kulitnya bisa beres jadi PD lagi deh buat buka-bukaan gak pake tutup-tutupan.
Yah inilah potret fenomena wanita-wanita saat ini,
parahnya lagi para muslimah hari inipun banyaaak banget yang terjerat dengan
iklan produk-produk semacam itu. Gak salah emang kalau para muslimah pake hand
body ( dengan bahan halal), tapi yang jadi masalah saat ini bukan masalah pake
produknya atau tidak. Tapi yang jadi masalahnya para muslimah saat ini pake
produk kosmetik buat memamerkan
kecantikannya, sayangnya mereka memamerkan kecantikannya bukan cuman buat
mahramnya tapi juga yang bukan mahramnyapun gratis melototin kecantikannya. Nah
yang lebih parahnya lagi bukannya merasa risih malahan para muslimah ini merasa
bangga dan senang kalau dipelototin.
Eeeiitss jangan nuduh gua su’udzan dong ada buktinya
kok kalau banyak para muslimah ini dengan senang hati dipelototin, lihat aja
pendaftar peserta putri Indonesia, miss Indonesia, ataupun kontes kecantikan
lainnya beeeh banyak banget ciiin pendaftarnya sampe antri berjam-jam
ckckckckck parah euy. Padahalkan yang mereka kerjaiin lenggak lenggok di cat
walk dengan pakaian se-minim mungkin sambil di foto sana sini, yang fotonya itu
tersebar di dunia maya jadi sekali klik maka akan muncul deh tuh foto-foto jadi
siapa aja yang bisa connect dengan internet bisa aja sesuka hatinya mengoleksi
itu foto dan aku pastiin deh cowok-cowok si kolektor foto itu yakin deh otaknya
itu gak steril alias jorok. Iiihhh gak banget deh
Seharusnya nih kita itu sebagai para muslimah yang
telah dimuliakan oleh Allah dengan seperangkat aturan demi menjaga diri kita
merasa bangga dengan keIslaman kita baik dari segi berbusana, akhlah, interaksi
dan segala aspek kehidupan ini, bukannya menjadi generasi yang membebek ke
Barat, karena masyarakat barat itu gak layak banget untuk diteladani.
Masyarakat Barat adalah masyarakat yang ‘Sakit’ bukan
sakit biasa lagi guys tapi udah kronis stadium akhir lagi. Faktanya laporan
dari Guttmacher Institute Agustus 2011 menyebutkan dari 10 pelaku aborsi di AS
, 2 diantaranya dilakukan oleh perempuan usia 18-19 tahun. Jika dikalkulasikan
dari tahun 1973 sampai 2008, hamper 50 JUTA aborsi terjadi. Gak hanya itu dari
aspek kasus kekerasan terhadap perempuan juga menunjukkan penyakit masyarakat
barat yang sudah akut, faktanya menurut data UNWomen 2011 tentang kekerasan
terhadap perempuan, kasus femicide (pembunuhan terhadap perempuan karena
keperempuanannya) setiap tahun di AS menunjukkan satu dari 3 pembunuhan
dilakukan oleh mitra intim. Sebanyak 83% anak perempuan berusia 12-16 tahun telah
mengalami beberapa bentuk pelecehan di sekolah umum. Di Uni Eropa, 40-50 persen
perempuan mengalami kontak fisik dan pelecehan seksual di tempat mereka. Tak
hanya di sekolah ataupun tempat kerja, bahkan militer sebagai lembaga
berdisiplin tinggi tak luput dari kasus kekerasan. Miluter AS telah menerima
3.200 keluhan tentang adanya kekerasan seksual terhadap tentara perempuan oleh
rekan kerja dan komandan mereka. Ngerinya lagi di AS, satu wanita diperkosa 2
menit dan dipukili tiap 15 detik. Di Inggris satu wanita diperkosa atau
menghadapi upaya pemerkosaan setiap 10 menit. Luar Binasa bukan?
Kalau mau diperdebatkan siapa yang salah terhadap
fenomena ini laki-laki atau perempuan? Tentu debatnya gak bakalan
selesai-selesai, hampir sama kayak kasus rok mini vs otak mini. Pihak perempuan
akan mersa bahwa dia merupakan korban atas kejahatan laki-laki, namun laki-laki
dapat berdalih bahwa si perempuanlah yang lebih dahulu menggoda si lelaki. Si
perempuan menimpali bahwa dia gak bermaksud menggoda laki-lakinya saja yang
mersa tergoda, si lelakipun gak mau kalah mereka berkata ‘apanya yang gak
menggoda kalau pakaian kalian mini begitu. Belum cukup samapai disitu si
perempuan masih mengelak ‘loh, inikan negara yang menjamin kebebasan kami bebas
donk mengekspresikan diri kami dengan pakaian apapun’, si lelaki menjawab
‘kalau ini negara bebas berarti kami bebas donk melakukan apa yang kami
inginkan termasuk mengganggu kalian, siapa suruh menggoda’.
Si wanita tetap gak mau kalah ‘loh, kan ada ada hokum
dinegri ini bung, kami gak melanggar hukum dengan berpakaian mini, andalah yang
melanggar hokum, dasar otak mini. Si lelaki juga gak mau kalah ‘kalian ini udah
tahu otak kita mini kok masih berani pake rok mini.
Si wanita kembali berkata ‘loh inikan negara yang
menjamin kebebasan kami bebas donk
mengekspresikan diri kami dengan pakaian apapun’. si lelaki menjawab ‘kalau ini
negara bebas berarti kami bebas donk melakukan apa yang kami inginkan termasuk
mengganggu kalian, siapa suruh menggoda’. Si wanita tetap gak mau kalah ‘loh,
kan ada ada hokum dinegri ini bung, kami gak melanggar hokum dengan berpakaian
mini, andalah yang melanggar hokum, dasar otak mini. Si lelaki juga gak mau
kalah ‘kalian ini udah tahu otak kita mini kok masih berani pake rok mini.
Si wanita kembali berkata ‘loh inikan negara yang menjamin
kebebasan kami bebas donk
mengekspresikan diri kami dengan pakaian apapun’……..dst..dst… gak
habis-habiskan perkaranya, capek mengetik saya pemirsa, artikel ini bisa jadi
satu buku yang tulisannya itu aja yang berulang-ulang hehehe
Kembali ke
kasus, memang gak bakalan ada habisnya kalau kita hanya melihat kasus ‘siapa
yang salah’ hanya dari objek laki-laki atau perempuannya saja karena sejatinya
fenomena ini merupakan fenomena masyarakat sedangkan masyarakat tidak lepas
dari system atau aturan yang mengatur mereka. Maka kita haruslah melihat apakah
aturan atau system yang sudah diterapkan khususnya di Indonesia sudah benar,
mau tahu??..mau tahu??..lets cek it
Lelaki yang
melakukan aksi pelecehan, selalunya berdalih bahwa wanitalah yang menggoda
mereka dengan penampilan seksinya. Maka secara logisnya jika wanita khususnya
muslimah tidak ingin dilecehkan ataupun di ganggu, seharusnya dia menutup
auratnya, betul atau bener?.
Namun syang
1000 sayang, system negara ini adalah hasil perzinahan system kapitalis sekuler
yang mengahasilkan anak haram bernama liberalisme beserta saudara saudaranya.
Sehingga menutup aurat ini menjadi kesadaran individu bahkan tak jarang justru
kaum muslimah yang menutup auratnya dengan benar yakni dengan memakai jilbab
(baju kurung yang menutupi seluruh tubuh semisal gamis) dan kerudung, justru
dicemooh oleh masyarakat sekitar dengan lebelisasi yang buruk.
Kemudian,
faktor yang tak kalah penting dan bertanggung jawab atas permasalahan tersebut
adalah tersebarluasnya porno aksi dan pornografi, padahal menurut data 65% dari
laki-laki yang melihat tayangan porno akan melakukan hal yang serupa dengan apa
yang dilihatnya. Zoy Aminirin seorang pakar psikologi seksual dari Universitas
Indonesia, mengutip sexual behavior survey 2011,menunjukkan 64% anak muda di
kota-kota besar di Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau DVD
bajakan. Akibatnya, 39% responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan
seksual, sisanya 61% berusia 20-25 tahun. Datanya rek ngeri beneer, bagaiman
jadinya nanti Indonesia kalau generasi penerus bangsa yang kelak menjadi
pemimpin bangsa memiliki moral yang bobrok seperti ini.
Solusinya Gimana Dong????
Persoalan
semacam itu sebenarnya persoalan yang sangat kompleks dan tidak membutuhkan solusi
yang pragmatis bin praktis. Karena sejatinya solusi tambal sulam tidak bisa
benar-benar menyelesaikan persoalan yang bagai benang kusut ini. Pasalnya
ketika masalah ini misalnya mau diselesaikan dengan cara membuat UU yang
melarang pemerkosaan. Sangat tidak cukup guys bagaimana bisa pemerkosaan
ataupun pelecehan dibasmi hanya dengan adanya UU, yang penerapannyapun belum
tentu memberi efek jera, sementara serangan pornoaksi dan pornografi sangat
banyak menghiasi media dan juga dunia nyata. Ibaratnya nih bagaimana mau
melarang orang agar tidak makan sementara kita menyediakannya makanan lezat,enak
dan menggoda dihadapannya, logisnya ketika kita menjual sesuatu maka ada
kemungkinan untuk dibeli apalagi pornoaksi dan pornografi itu gak perlu merogoh
kocek dalam-dalam, kita keluar dari dalam rumah saja sudah dapat pemandangan
‘gratis’ (eits tapi gak free dari dosa la yau).
Mengharapkan
lahirnya UU yang bisa memberantas pornografi dan pornoaksi merupakan sesuatu
yang tidak berguna. Karena system sekuler
pilarnya adalah kebebasan sehingga negara tidak punya gigi untuk bisa
bertindak tegas dalam membatasi pornoaksi pornografi karena negri ini negri
bebas. Satu-satunya solusi yang dapat mengatasi problema bangsa ini adalah
diterapkannya Khilafah. Khilafah merupakan suatu institusi negara yang
menerapkan syariah Islam dalam menjalankan roda pemerintahannya. Sumber
hukumnya adalah Al-Qur’an da As-sunnah bukan keputusan manusia sehingga dijamin deh
guys aturannya anti salah n anti galau. Gak kayak aturan sekarang yang GeJe n
bikin galau, bagaimana gak GeJe katanya mau memberantas pemerkosaan kok
pornografi pornoaksi gak diberantas? Iya apa iya? hehe
Ketika
Khilafah tegak maka pornografi pornoaksi yang jelas-jelas bertentangan dengan
syariat Islam tentu akan dibabat habis, sehingga tidak ada lagi stimulus untuk
melakukan kejahatan seksual. Gak cuman itu, khilafah akan menerapkan system
pendidikan berbasis Islam sehingga tidak hanya memunculkan ahli-ahli dibidang
sain-tek tetapi juga diiringi pemahan aqidah yang kokoh dan Islam yang benar.
Belum cukup sampai disitu, system ekonomi dalam khilafah sangat mampu
mensejahterahkan rakyat dengan pembagian kepemilikikan yang jelas. Ada
kepemilikan milik individu, kepemilikan umum dan kepemilikan milik negara.
Salah satu contoh kepemilikan milik umum adalah SDA semisal migas, karena hal
tersebut milik umum maka gak ada ceritanya perusahaaan atau individu yang bebas
mengambilnya, gak kayak sekarang, karena diterapkannya system kapitalisme dalam
bentuk pemerintahan demokrasi yang asasnya adalah kebebasan, maka individu atau
corporate bebas mengabil n mengelola SDA, sehingga pengusaha makin untung
rakyat makin buntung. Padahal nih guys kalau migasnya kita dikuasai 100%,
diperkirakan keuntungannya mencapai 14.300 Triliun/tahun. Buuuanyaak bangetkan.
Dengan keuntungan sebanyak itu, pemerintah tentunya mampu untuk memberikan
pekerjaan yang layak bagi rakyatnya, sehingga tak perlu lagi para wanita
menjadi buruh ataupun menjadi TKI yang dapat menjadikan mereka korban
trafficking human. Dalam Islam kebutuhan pokok yakni sandang, papan dan pangan
menjadi kewajiban negara untuk rakyat, begitu pula kebutuhan dasar yakni
kesehatan, pendidikan dan keamanan juga merupakan kewajiban negara untuk
rakyatnya. So guys gak ada ceritanya dalam khilafah ada pendidikan n kesehatan
yang mahal. Gak ada gak enaknya hidup dalam Islam. Di dunia sejahtera di
akhirat masuk surga karena telah menerapkan hukum Allah secara kaffah kecuali
yang dosanya banyak pemirsa hehe.
Gimana
pemirsa, sesuatu bangetkan khilafah itu, makanya ayo kita cetar membahanakan
opini khilafah agar kita bisa hidup mulia n sejahtera. Allahu Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar