Simak Kategory yuk..

Cerpen (1) Dakwah (1) KHILAFAH (4) Muslimah (3) Opini (5) Puisi (3) Remaja (1) Video (1)

Jumat, 29 Maret 2013

Wanita, Antara Korban atau Pelaku


Tutupi kakimu,tutupi tanganmu, tutup ini tutup itu
Semua ingin kau sembunyikan. Kulit kering, kulit kusam saatnya berubah
Tahu gak guys lagu itu??, hayoo yg gak tahu kolot tuh (hehehe just kid). Lirik lagu itu adalah lirik lagu salah satu iklan kosmetik kalau gak salah sih hand body, atau sabun atau apapun itu sorry pemirsa aku lupa. Yang jelas lagu itu bercerita tentang wanita-wanita yang menutupi kulitnya karena bermasalah, entah itu kering, kusam, keriput atau bahkan korengan intinya dengan memekai produk tersebut segala macam keluhan wanita tentang kulitnya bisa beres jadi PD lagi deh buat buka-bukaan gak pake tutup-tutupan.
Yah inilah potret fenomena wanita-wanita saat ini, parahnya lagi para muslimah hari inipun banyaaak banget yang terjerat dengan iklan produk-produk semacam itu. Gak salah emang kalau para muslimah pake hand body ( dengan bahan halal), tapi yang jadi masalah saat ini bukan masalah pake produknya atau tidak. Tapi yang jadi masalahnya para muslimah saat ini pake produk kosmetik buat  memamerkan kecantikannya, sayangnya mereka memamerkan kecantikannya bukan cuman buat mahramnya tapi juga yang bukan mahramnyapun gratis melototin kecantikannya. Nah yang lebih parahnya lagi bukannya merasa risih malahan para muslimah ini merasa bangga dan senang kalau dipelototin.
Eeeiitss jangan nuduh gua su’udzan dong ada buktinya kok kalau banyak para muslimah ini dengan senang hati dipelototin, lihat aja pendaftar peserta putri Indonesia, miss Indonesia, ataupun kontes kecantikan lainnya beeeh banyak banget ciiin pendaftarnya sampe antri berjam-jam ckckckckck parah euy. Padahalkan yang mereka kerjaiin lenggak lenggok di cat walk dengan pakaian se-minim mungkin sambil di foto sana sini, yang fotonya itu tersebar di dunia maya jadi sekali klik maka akan muncul deh tuh foto-foto jadi siapa aja yang bisa connect dengan internet bisa aja sesuka hatinya mengoleksi itu foto dan aku pastiin deh cowok-cowok si kolektor foto itu yakin deh otaknya itu gak steril alias jorok. Iiihhh gak banget deh
Seharusnya nih kita itu sebagai para muslimah yang telah dimuliakan oleh Allah dengan seperangkat aturan demi menjaga diri kita merasa bangga dengan keIslaman kita baik dari segi berbusana, akhlah, interaksi dan segala aspek kehidupan ini, bukannya menjadi generasi yang membebek ke Barat, karena masyarakat barat itu gak layak banget untuk diteladani.
Masyarakat Barat adalah masyarakat yang ‘Sakit’ bukan sakit biasa lagi guys tapi udah kronis stadium akhir lagi. Faktanya laporan dari Guttmacher Institute Agustus 2011 menyebutkan dari 10 pelaku aborsi di AS , 2 diantaranya dilakukan oleh perempuan usia 18-19 tahun. Jika dikalkulasikan dari tahun 1973 sampai 2008, hamper 50 JUTA aborsi terjadi. Gak hanya itu dari aspek kasus kekerasan terhadap perempuan juga menunjukkan penyakit masyarakat barat yang sudah akut, faktanya menurut data UNWomen 2011 tentang kekerasan terhadap perempuan, kasus femicide (pembunuhan terhadap perempuan karena keperempuanannya) setiap tahun di AS menunjukkan satu dari 3 pembunuhan dilakukan oleh mitra intim. Sebanyak 83% anak perempuan berusia 12-16 tahun telah mengalami beberapa bentuk pelecehan di sekolah umum. Di Uni Eropa, 40-50 persen perempuan mengalami kontak fisik dan pelecehan seksual di tempat mereka. Tak hanya di sekolah ataupun tempat kerja, bahkan militer sebagai lembaga berdisiplin tinggi tak luput dari kasus kekerasan. Miluter AS telah menerima 3.200 keluhan tentang adanya kekerasan seksual terhadap tentara perempuan oleh rekan kerja dan komandan mereka. Ngerinya lagi di AS, satu wanita diperkosa 2 menit dan dipukili tiap 15 detik. Di Inggris satu wanita diperkosa atau menghadapi upaya pemerkosaan setiap 10 menit. Luar Binasa bukan?
Kalau mau diperdebatkan siapa yang salah terhadap fenomena ini laki-laki atau perempuan? Tentu debatnya gak bakalan selesai-selesai, hampir sama kayak kasus rok mini vs otak mini. Pihak perempuan akan mersa bahwa dia merupakan korban atas kejahatan laki-laki, namun laki-laki dapat berdalih bahwa si perempuanlah yang lebih dahulu menggoda si lelaki. Si perempuan menimpali bahwa dia gak bermaksud menggoda laki-lakinya saja yang mersa tergoda, si lelakipun gak mau kalah mereka berkata ‘apanya yang gak menggoda kalau pakaian kalian mini begitu. Belum cukup samapai disitu si perempuan masih mengelak ‘loh, inikan negara yang menjamin kebebasan kami bebas donk mengekspresikan diri kami dengan pakaian apapun’, si lelaki menjawab ‘kalau ini negara bebas berarti kami bebas donk melakukan apa yang kami inginkan termasuk mengganggu kalian, siapa suruh menggoda’.
Si wanita tetap gak mau kalah ‘loh, kan ada ada hokum dinegri ini bung, kami gak melanggar hukum dengan berpakaian mini, andalah yang melanggar hokum, dasar otak mini. Si lelaki juga gak mau kalah ‘kalian ini udah tahu otak kita mini kok masih berani pake rok mini.
Si wanita kembali berkata ‘loh inikan negara yang menjamin kebebasan kami bebas  donk mengekspresikan diri kami dengan pakaian apapun’. si lelaki menjawab ‘kalau ini negara bebas berarti kami bebas donk melakukan apa yang kami inginkan termasuk mengganggu kalian, siapa suruh menggoda’. Si wanita tetap gak mau kalah ‘loh, kan ada ada hokum dinegri ini bung, kami gak melanggar hokum dengan berpakaian mini, andalah yang melanggar hokum, dasar otak mini. Si lelaki juga gak mau kalah ‘kalian ini udah tahu otak kita mini kok masih berani pake rok mini.
Si wanita kembali berkata ‘loh inikan negara yang menjamin kebebasan kami bebas  donk mengekspresikan diri kami dengan pakaian apapun’……..dst..dst… gak habis-habiskan perkaranya, capek mengetik saya pemirsa, artikel ini bisa jadi satu buku yang tulisannya itu aja yang berulang-ulang hehehe
Kembali ke kasus, memang gak bakalan ada habisnya kalau kita hanya melihat kasus ‘siapa yang salah’ hanya dari objek laki-laki atau perempuannya saja karena sejatinya fenomena ini merupakan fenomena masyarakat sedangkan masyarakat tidak lepas dari system atau aturan yang mengatur mereka. Maka kita haruslah melihat apakah aturan atau system yang sudah diterapkan khususnya di Indonesia sudah benar, mau tahu??..mau tahu??..lets cek it
Lelaki yang melakukan aksi pelecehan, selalunya berdalih bahwa wanitalah yang menggoda mereka dengan penampilan seksinya. Maka secara logisnya jika wanita khususnya muslimah tidak ingin dilecehkan ataupun di ganggu, seharusnya dia menutup auratnya, betul atau bener?.
Namun syang 1000 sayang, system negara ini adalah hasil perzinahan system kapitalis sekuler yang mengahasilkan anak haram bernama liberalisme beserta saudara saudaranya. Sehingga menutup aurat ini menjadi kesadaran individu bahkan tak jarang justru kaum muslimah yang menutup auratnya dengan benar yakni dengan memakai jilbab (baju kurung yang menutupi seluruh tubuh semisal gamis) dan kerudung, justru dicemooh oleh masyarakat sekitar dengan lebelisasi yang buruk.
Kemudian, faktor yang tak kalah penting dan bertanggung jawab atas permasalahan tersebut adalah tersebarluasnya porno aksi dan pornografi, padahal menurut data 65% dari laki-laki yang melihat tayangan porno akan melakukan hal yang serupa dengan apa yang dilihatnya. Zoy Aminirin seorang pakar psikologi seksual dari Universitas Indonesia, mengutip sexual behavior survey 2011,menunjukkan 64% anak muda di kota-kota besar di Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39% responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual, sisanya 61% berusia 20-25 tahun. Datanya rek ngeri beneer, bagaiman jadinya nanti Indonesia kalau generasi penerus bangsa yang kelak menjadi pemimpin bangsa memiliki moral yang bobrok seperti ini.    
Solusinya Gimana Dong????
Persoalan semacam itu sebenarnya persoalan yang sangat kompleks dan tidak membutuhkan solusi yang pragmatis bin praktis. Karena sejatinya solusi tambal sulam tidak bisa benar-benar menyelesaikan persoalan yang bagai benang kusut ini. Pasalnya ketika masalah ini misalnya mau diselesaikan dengan cara membuat UU yang melarang pemerkosaan. Sangat tidak cukup guys bagaimana bisa pemerkosaan ataupun pelecehan dibasmi hanya dengan adanya UU, yang penerapannyapun belum tentu memberi efek jera, sementara serangan pornoaksi dan pornografi sangat banyak menghiasi media dan juga dunia nyata. Ibaratnya nih bagaimana mau melarang orang agar tidak makan sementara kita menyediakannya makanan lezat,enak dan menggoda dihadapannya, logisnya ketika kita menjual sesuatu maka ada kemungkinan untuk dibeli apalagi pornoaksi dan pornografi itu gak perlu merogoh kocek dalam-dalam, kita keluar dari dalam rumah saja sudah dapat pemandangan ‘gratis’ (eits tapi gak free dari dosa la yau).
Mengharapkan lahirnya UU yang bisa memberantas pornografi dan pornoaksi merupakan sesuatu yang tidak berguna. Karena system sekuler  pilarnya adalah kebebasan sehingga negara tidak punya gigi untuk bisa bertindak tegas dalam membatasi pornoaksi pornografi karena negri ini negri bebas. Satu-satunya solusi yang dapat mengatasi problema bangsa ini adalah diterapkannya Khilafah. Khilafah merupakan suatu institusi negara yang menerapkan syariah Islam dalam menjalankan roda pemerintahannya. Sumber hukumnya adalah Al-Qur’an da As-sunnah  bukan keputusan manusia sehingga dijamin deh guys aturannya anti salah n anti galau. Gak kayak aturan sekarang yang GeJe n bikin galau, bagaimana gak GeJe katanya mau memberantas pemerkosaan kok pornografi pornoaksi gak diberantas? Iya apa iya? hehe
Ketika Khilafah tegak maka pornografi pornoaksi yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat Islam tentu akan dibabat habis, sehingga tidak ada lagi stimulus untuk melakukan kejahatan seksual. Gak cuman itu, khilafah akan menerapkan system pendidikan berbasis Islam sehingga tidak hanya memunculkan ahli-ahli dibidang sain-tek tetapi juga diiringi pemahan aqidah yang kokoh dan Islam yang benar. Belum cukup sampai disitu, system ekonomi dalam khilafah sangat mampu mensejahterahkan rakyat dengan pembagian kepemilikikan yang jelas. Ada kepemilikan milik individu, kepemilikan umum dan kepemilikan milik negara. Salah satu contoh kepemilikan milik umum adalah SDA semisal migas, karena hal tersebut milik umum maka gak ada ceritanya perusahaaan atau individu yang bebas mengambilnya, gak kayak sekarang, karena diterapkannya system kapitalisme dalam bentuk pemerintahan demokrasi yang asasnya adalah kebebasan, maka individu atau corporate bebas mengabil n mengelola SDA, sehingga pengusaha makin untung rakyat makin buntung. Padahal nih guys kalau migasnya kita dikuasai 100%, diperkirakan keuntungannya mencapai 14.300 Triliun/tahun. Buuuanyaak bangetkan. Dengan keuntungan sebanyak itu, pemerintah tentunya mampu untuk memberikan pekerjaan yang layak bagi rakyatnya, sehingga tak perlu lagi para wanita menjadi buruh ataupun menjadi TKI yang dapat menjadikan mereka korban trafficking human. Dalam Islam kebutuhan pokok yakni sandang, papan dan pangan menjadi kewajiban negara untuk rakyat, begitu pula kebutuhan dasar yakni kesehatan, pendidikan dan keamanan juga merupakan kewajiban negara untuk rakyatnya. So guys gak ada ceritanya dalam khilafah ada pendidikan n kesehatan yang mahal. Gak ada gak enaknya hidup dalam Islam. Di dunia sejahtera di akhirat masuk surga karena telah menerapkan hukum Allah secara kaffah kecuali yang dosanya banyak pemirsa hehe.
Gimana pemirsa, sesuatu bangetkan khilafah itu, makanya ayo kita cetar membahanakan opini khilafah agar kita bisa hidup mulia n sejahtera. Allahu Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar